CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 15 Januari 2012

Autobiografi

Warna-Warni Kehidupanku

Senin, 19 Februari 1996 jam 06:24, hari pertama aku merasakan kehidupan. Aku lahir di RS. William Booth Surabaya satu hari sebelum Hari Raya Idul Fitri. Hal itu membuat aku diberi nama “Dheta Nalurita Demega”. Bagiku tiga kata dalam namaku adalah anugerah, setiap katanya memiliki arti untuk aku dan kedua orang tuaku. “Dheta” yang berarti detik-detik Hari Raya, “Nalurita” berarti naluri/hati seorang perempuan, dan “Demega” yang berarti megah.
                Aku tinggal bersama keluarga kecilku yang hangat. Aku sangat beruntung mempunyai mereka, yaitu Ibu, Ayah, dan Kakakku Dheo. Tak hanya itu, aku sangat dekat dengan Tanteku. Bagiku Tante adalah Ibu kedua buat aku. Sejak kecil, aku sudah sangat lekat dengan Kakakku. Setiap Kak Dheo bermain dengan teman-temannya aku selalu ikut bersamanya. Tak heran jika aku sewaktu kecil hanya mengenal permainan yang biasa dilakukan anak kecil laki-laki. Setiap hari aku selalu menangis ketika Kakakku harus pergi ke sekolah. Aku ingin sepertinya, membawa tas memakai seragam dengan dasi serta memakai sepatu. Aku selalu ingin bersekolah dan berkali-kali aku meminta Ibuku untuk mendaftarkanku ke TK dan berkali-kali itu juga Ibu tak mengizinkanku karena aku belum cukup umur.
                Ketika aku berumur 4 tahun, aku duduk di bangku TK Dewi Kunti. Aku berangkat bersama Tanteku dan sepupuku mengenakan seragam dan sepatu yang bisa menyala warna-warni, membawa bekal dan minum dengan semangat belajar yang membara. Hari jum’at adalah hari kesukaanku, sebab hari itulah anak-anak TK Dewi Kunti boleh memakai baju bebas. Tentu aku sangat senang dan aku selalu memakai baju kembar dengan sepupuku, Icha layaknya saudara kembar. Aku temasuk berbadan besar sewaktu TK. Tetapi semenjak SD aku sudah lebih kurus setelah penyakit tipes itu datang.
                Aku masuk SD Islam Darut Taqwa, aku berpisah dengan saudara sepupuku. Tapi kali ini aku satu sekolah dengan Kakakku. Sungguh aku merasakan tidak nyaman ketika aku harus satu sekolah bersama Kakakku, sebab guru-guru pun membanggakan Kakakku sewaktu di kelas, entah sebaliknya juga begitu pada Kakakku. Walaupun aku satu sekolah dengan Kakakku aku selalu berangkat dan pulang dengan Tanteku oleh karena itu banyak guru-guruku mengira Tante adalah Ibuku. Sejak SD aku memang lemah di pelajaran Matematika, seringkali aku mendapat nilai jelek di setiap ulangan. Itu yang membuatku tidak menyukai pelajaran Matematika. Hingga suatu hari guru lesku membuat pelajaran membingungkan itu menjadi fun. Sejak itulah aku mulai menyukai pelajaran Matematika dan semakin menyukainya. Ketertarikanku pada Matematika pun membuahkan hasil, nilai Matematikaku cukup memuaskan. Alhamdulillah, aku lulus SD dengan nilai UNAS yang memuaskan. Lulus SD, aku ingin sekali melanjutkan ke SMP sama dengan Kakakku. Sayangnya, keinginanku itu harus dipendam karena nilai SMP favoritku yang tinggi.
                SMP Negeri 12 Surabaya adalah sekolah yang akhirnya aku pilih. Sekolahku itu yang memberikan banyak kenangan buat aku. Disini aku menemukan banyak pelajaran tentang persahabatan yang luar biasa. Sosok sahabat yang selalu ada setiap aku jatuh dan sangat mengerti. Masa inilah dimana masa awal aku beranjak remaja. Aku sering pergi bersama teman-teman dan kakak kelas layaknya bocah petualang. Tiga tahun di SMP Negeri 12 Surabaya nyatanya membuat aku merasa tidak puas, serasa tidak ingin waktu cepat berlalu.
                Waktu itupun telah tiba. Aku harus dihadapkan pada Ujian Nasional yang pada saat itu kesehatan dan pikiranku sedang tidak baik. Setelah nilai akhir keluar, aku tidak dapat berbuat apa-apa bahwa nilai Ujian Nasionalku sangat tidak memuaskan. Harapanku untuk masuk sekolah idamanku pun sirna. Dua kali aku gagal dalam masuk sekolah idaman membuat aku jatuh saat itu. Akhirnya aku bangkit dan pasrah menjalani kemana aku akan bersekolah nanti. Aku bersekolah di SMA Negeri 21 Surabaya. Aku harus berpisah dengan sahabt-sahabat terbaikku itu yang membuat aku sangat sedih. Entah apa yang ada di pikiranku, apakah aku masih bisa melewati semua masalah tanpa mereka?
                Hari pertama di sekolah baru memakai seragam putih abu-abu membuat aku bangga karena aku telah duduk di bangku SMA. Tak ku sangka teman-teman di sekolah baruku aku telah menagenal mereka dari dunia maya dan kami dipertemukan di SMA Negeri 21 Surabaya. Banyak dari mereka kau kenal dari jejaring sosial, facebook. Satu tahun menikmati suasana kelas sepuluh, mulai dari kelas MOS, kelas X-6, hingga kelas yang harus dirubah karena adanya status RSBI. Sampai di akhir semester, kami keluarga kelas X-6 harus berpisah untuk melanjutkan program jurusan yang sesuai. Ada yang ke IPS, ada yang ke IPA, dan ada pula yang ke Bahasa. Semua itu tak merubah rasa kekeluargaan sewaktu di X-6.
                Sekarang aku duduk di kelas XI IPA 4, kelas terujung dari kelas lainnya. Aku di kelas ini sudah berjalan setengah tahun dan masuk kelas IPA membuat aku harus belajar keras untuk kuliah aku nantinya. Keinginanku saat ini aku terus bersama orang-orang yang aku sayangi, dapat membahagiakan kedua orang tuaku. Aku juga berharap sewaktu aku di masa depan nanti, aku dapat sukses bersama dengan teman-temanku. Amin...

ini waktu Dheta kecil

2 komentar: